Monday, February 14, 2011

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3324

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (2 Messages)

Messages

1.

[Ruang Keluarga] Bahkan Saat Cinta Tak Bersuara

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Sun Feb 13, 2011 3:46 am (PST)



Gara-gara koh aliong inyong bikin notes yang serta merta bikin gue meleleh..
ahahaha. Serius. Norak ya gue? :D tentang 'apa susahnya bilang cinta' waktu
2 mingguan ditinggal oleh almarhumah istrinya, tiba-tiba jadi inget alm.
Abah. (lagi dan lagi).

Tulisan ini bukan dibuat untuk menyakiti siapa-siapa, tapi saya sedang
berusaha memberanikan diri jujur dengan suara hati. Bukan juga membuka aib
saya ataupun sesorang di sana. Tapi semoga dari secuil perjalanan hidup ini,
bisa bermanfaat bagi saya, syukur-syukur bagi orang yang sedang
mengalaminya. :)

***

*"All the time that I cried, *

*keeping all the things I knew inside . *

*it's hard but it's harder to ignore it.. "*

25 tahun bagi sebagian orang bukan umur yang maen-maen lagi soal pernikahan.
Termasuk pemikiran kelurga saya waktu itu. Jika sore sudah tiba, maka
perempuan yang melahirkan saya sering kali mulai membahas masalah itu.
Bahkan kadang kalo lagi 'kumat' bisa seminggu berturut-turut tema sore hari
selalu sama. Dan ujung-ujungnya sering bilang 'Nia.. jangan kabur!".

Hehe.. gimana beliau gak bilang begitu, kalo pada akhirnya saya secara tak
sopan bilang "yah.. bahas itu lagi…" langsung melengos masuk kamar. Sekarang
malah ngerasa bersalah setelah long distance dan merindukan ngobrol dengan
beliau. Rindu dengan amat sangat.

Saya biasanya masuk ke kamar. Malas sekali mengakui dengan sejujur-jujurnya
bahwa saya sedang BENAR-BENAR TAKUT MENIKAH. Ya, itu benar. Itu pernah
terjadi sampai beberapa bulan yang lalu. Dengan berbagai alasan. Juga
mungkin saat itu saya masih diliputi rasa trauma yang mendalam mengenal
seorang pria yang nyatanya memainkan api dalam lidahnya selama hamper 9
bulan. (ingin sekali menyanyikan : mengaku bujangan.. teret teret (hihi).
Saya akui saya memang bodoh, namun dari kebodohan, banyak orang yang pada
akhirnya belajar.

Saya memlih lebih banyak diam dan mengalihkan tema tentang pernikahan karena
sejujurnya, saya tak mau ibu saya benar-benar kecewa.

***

Suatu sore, laki-laki itu menatap mata wajah saya lekat.

"kenapa Bah?", tanya saya kepada laki-laki yang biasa saya panggil Abah.

Beliau menyuruh saya menikah, rasa-rasanya itu bukan sekali beliau meminta
saya untuk urusan itu. Sudah sering kali, bahkan beliau menyebutkan satu
nama yang dianggapnya adalah orang yang baik. Kebetulan si mas yang satu itu
agak sering ke rumah, dalam kaitannya dengan urusan kakak ipar. (binaannya
si kakak). Si mas itu juga yang jadi teman sekaligus bos saya di beberapa
kegiatan. Beliau sudah saya anggap seperti abang sendiri. Udah tau lah
pokoknya kebiasaan buruk si Nia macam apa yang bikin beliau kadang
geleng-geleng kepala.

Oleh sebab itu, mendengar permintaan Abah yang satu itu yang keluar justru
tertawa. Benar-benar lucu. Karena saya tahu dan si mas itu juga tahu, bahwa
tidak ada apa-apa di antara kami. Istilahnya "bahkan cinta, tak mampu
membeli persahabatan kami" (jiee.. lebay :P). terlebih saat itu, beberapa
bulan lagi si Mas emang mau nikah. Jadi itu juga yang pada akhirnya saya
bilang ke Abah, setelah untuk kedua kalinya abah menyebut nama si mas. Tak
lupa saya cerita ke si Mas yang ujung-ujungnya tuh orang malah tertawa.
(see? Gue ama die emang kagak ada ape2).

"oo.. nia, pantesan Abah nia ngeliatin aku mulu pas aku lagi jemur baju..
aku bingung pak Haji kenapa ngeliatin aku lama ya?", terang Sera, seorang
tetangga yang memutuskan menikah di usia 20 tahun. Ketika waktu itu ia
menjemur baju suaminya dan Abah menatap Sera lama. Ya Abah menatap Sera
lama, karena menginginkan saya menikah muda. Waktu itu usia saya sekitar 23
tahun.

Ternyata, permintaan itu adalah permintaan penting terakhir beliau kepada
saya. Permintaan itu yang membuat jantung saya berdegup kencang ketika
seorang adik menelpon "Nia.. pulang sekarang.. abah ni.. abah…", pecah
tangis adik perempuan saya di seberang sana.

Sepanjang perjalanan saya membuat runtutan peristiwa-peristiwa yang pada
akhirnya membuat saya berikir mungkin pernikahan adalah permintaan penting
yang terakhir beliau kepada saya. Sambil terus berdo'a kesehatan dan
keselamatan bagi beliau. Membuat perjalanan bogor –parung penuh dengan
rutukan dan juga penyesalan karena saya tak bisa membahagiakan beliau dan
terlalu sibuk dengan diri sendiri.

3 hari setelah telpon adik saya. Setelah serangan stroke menjalari tubuh
Abah. Akhirnya beliau menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. Tepat
saat itu senja berganti malam. Ketika azan magrib berkumandang. Senin, 3
Agustus 2009.

Beberapa hari setelah abah dimakamkan. saya menemui sosoknya di dalam mimpi.
Wajahnya bercahaya, wajahnya benar-benar sumringah sekali. Abah diam saja,
hanya tersenyum di belakangnya ada kebun mawar merah yang benar-benar indah.
Saya teringat, beberapa tahun sebelumnya memang saya meminta izin ke beliau
untuk membuat kebun anggrek di samping rumah (dulu kami pernah punya bisnis
angrek di samping rumah), walaupun ujung-ujungnya beliau tidak mengizinkan
karena saya terlalu sibuk, ujarnya. Tapi di dalam mimpi itu sosok Abah
memberikan saya kebun mawar. Ada satu yang ia bawa di tangannya. Ia serahkan
mawar paling indah itu kepada saya.

Tahukah filosofi mawar? Mawar itu indah, tapi mawar punya duri sehingga
tidak sembarangan orang bisa memetiknya. Saya meyakini bahwa permintaan abah
untuk saya menikah juga mimpi itu yang pada akhirnya membuat saya harus
benar-benar mawas diri, menjaga diri.

***

Ternyata benar, sepeninggal beliau, ujian dan lika-liku dari orang-orang
yang dekat atau mendekati saya (atau bisa juga yang gue deketin lho? Hehe)
emang benar-benar gak lurus-lurus aja. Kayak jargon iklan sebuah makanan
ringan "life is never flat" tapi dalam perkara ini "love is never flat". :D

Bukan Cuma karena ada tipu-tipuan 9 bulanan (kayak orang mo ngelahirin hihi)
yang membuat saya akhirnya takut menikah. Tapi juga saat itu disekeliling
saya sedang banyak orang bermasalah dnegan urusan rumah tangganya. Alhasil
tambah gede aja tuh penyakit, penyakit takut nikah.

Sampai seorang om angkat pernah marah-marah di smsnya.

"nia. Kamu kayak orang gak beriman aja. Dari zaman Rasulullah sampai
sekarang itu sudah ada pernikahan yang bermasalah, tapi gak sedikit juga
yang jadi keluarga sakinah." Kira-kira begitu isi smsnya.

Lambat laun saya menyadari banyak hal. Saya amati orang-orang yang
keluarganya penuh dengan cinta. Tapi yang saya lebih amati adalah cinta abah
kepada istrinya dan kami, anak-anaknya.

Abah saya, bukan tipe seorang suami yang dengan mudah bilang 'cinta' atau
love-love-an kepada istrinya. Tapi saya belajar cinta dari beliau ketika ia
tak malu untuk merangkul pinggang istrinya saat tidur (bahkan gue ada disitu
hehe), di usia yang tak bisa lagi dibilang muda, bahkan ketika di keduanya
telah banyak rambut putih bertebaran di kepala.

Abah saya juga bukan seorang pahlawan super, tapi ketika ia membawa raket
nyamuk dan menyetrum para penjahat nyamuk itu di atas tubuh istrinya yang
terlelap, saya belajar cinta. Abah saya tidak punya puisi cinta, tapi punya
banyak cara dan meluangkan waktu untuk membantu pekerjaan rumah.

Begitupun dengan ibu saya, yang belum pernah mengenyam pendidikan tinggi,
namun mampu menjadi seorang istri yang tak pernah menyimpan dan menumpuk
omelan abah lama. Istri yang menemani abah ketika mulai dari rumah kontrakan
berlantai tanah dan berdinding anyaman bamboo sampai Alhamdulillah punya
tempat yang nyaman tanpa kehujanan dan kepanasan. Istri yang tak henti-henti
berdoa untuk abah dan keluarga, di setelah sholatnya.

semua dalam keluarga, punya kekurang dan kelebihan di masing-masingnya. Tapi
saya belajar cinta. Bahkan saat cinta itu tak bersuara.

*Sejatinya sejatinya keluarga yang mengajari cinta sesungguhnya..*

Kabar baiknya, saya sudah tak takut nikah lagi sekarang :D iyey!

*"find a girl (boy) settle down,*

*If you want you can marry,*

*Look at me, I'm old but I'm happy.."* (father and son, Cat Stevens, yang
kadang iseng gue ganti judulnya menjadi father and daughter hihi)

Halmahera 131411

Saat serpihan tajam itu mengkristal menjadi masa lalu :)

bagi yang mau baca koh aliong inyong cek di mari gan:

http://inyong.multiply.com/journal/item/1063/Apa_susahnya_bilang_cinta?replies_read=120
2.

(Catcil) Hati-hati Virus Perfectionist Menyerang Anda !

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Sun Feb 13, 2011 7:08 pm (PST)



Assalamu'laikum wr.wb
Semoga terbitnya matahari diufuk timur hari ini menyapa saya dan Anda dengan
kabar gembira nan hangat penuh harapan. Harapan terhadap mimpi-mimpi dan doa
yang telah dipanjatkan, bertemu dengan masa dan waktu yang telah dijanjikan,
sehingga menjadi kenyataan.

Kemarin merupakan hari besar bagi saudara kita yang keturunan tionghua.
Berkat kebijakan almarhum Gusdur, saat beliau menjabat sebagai presiden,
hari imlek menjadi hari libur nasional. Sehingga, hari kebesaran pada tahun
kelinci ini, juga dinikmati oleh semua masyarakat. Kemudian, bagi yang
berlibur, berbagai macam cara menghabiskannya.

Sementara saya sendiri. Kemarin mengisi hari ilbur bersama istri jalan-jalan
ke mall yang terdekat tempat tinggal kami. Berangkat tanpa punya tujuan yang
jelas, mau kemana dan mau apa?, tetapi dengan niat, ikuti saja kemana kaki
melangkah. Namanya juga jalan-jalan, iyakan? Setibanya disana, kami melihat
sajian perlombaan 9 ball biliard cup. Tepat diruang tengah mall.

Setelah itu keliling entah kemana. Sampai di latai kedua pojok arah utara,
kami bertemu dengan toko buku yang sudah tak asing lagi di jakarta,
Gramedia. Entah kenapa, setiap memasuki mall atau gedung apapun yang ada
toko buku, rasanya ada yang kurang, sebelum menyinggahinya. Selanjutnya,
saya bersama istri just see-see disana (lihat-lihat saja).

Seperti biasa, rak buku yang pasti saya kunjungi adalah psikologi umum dan
terapan. Ada beberapa buku baru disana. Dan buku-buku yang bernuansa
hypnosis atau mengenai hypnosispun, sudah hampir mengisi 20% di rak ini.
Sampai saya menemukan buku berjudul "*Hypno-teaching"* yang ditulis oleh
seorang praktisi hypnosis. Cover buku hypno-teaching, tetapi isinya mengenai
hypnosis dikelas basic dan sedikit mengupas* how to in teaching or training*.
Saya tidak membeli buku tersebut, karena sedikit kupasan mengenai cara
mengajar.

*Mental Block bertindak*
Berbicara mengenai buku, saya jadi teringat saat ketemu seorang trainer *
hypno-writing* dikelas Master Practitioner NLP, yang di conduct oleh guru
saya, bapak Abdul Aziz <http://www/abdulaziz.com>. Trainer itu juga dikenal
dengan nama koresponden Mr.Tekno, Pak Luthfi. Saya sempat berbicara dan
ngobrol-ngobrol dengan beliau, tentang dunia penulisan. Dan yang menarik
kata beliau, "*Banyak para penulis yang tidak jadi menulis buku karena ingin
perfectionist, itu penghambat utama*". Kemudian beliau menambahkan, "*Bijak
untuk diketahui oleh mas Rahmad, penulis best seller pun yang Anda kenal,
memulai menulis buku dengan mengabaikan prinsip perfectionist*".

Beberapa hari yang lalupun, saya menemukan tulisan buah tangan pak Edy
Zaques seorang Coach, Trainer, dan penulis buku best seller. Beliau membahas
tentang perfectionist, sebagaimana saya ceritakan di (*Andai aku Hernowo
Hasyim ; cara mudah menulis dengan konsep free
writing<http://www.kursusnlp.com/2011/02/andai-aku-hernowo-hasim.html>
*). Saya sadari, virus perfectionist menyelimuti saya. Saya mengetahuinya
setelah melakukan perbandingan terhadap beberapa karya dan buku-buku yang
baru masuk di gramedia. Sampai guru saya Pak Noeryanto pernah berujar, saat
saya mengatakan "*Beberapa buku tidak sesuai judulnya dan ternyata simple
saja ya isinya*". Beliau merespon "*Kalau tidak sesuai, terus apa yang sudah
kamu tulis? Kalau memang simple, apa yang menghalangimu menulis
buku?"*Jawaban yang simple dan cukup menohok fikiran saya.

*Virus Perfectionist dalam berbagai bidang*
*Publik Speaking (berbicara didepan umum)*
<http://3.bp.blogspot.com/-3qV09Ev7dZI/TViHyqOtQtI/AAAAAAAAAuU/VQCwc9QqgLI/s1600/n1483490212_30260920_8988.jpg>
Kalau kita renungi kembali. Ternyata virus perfectionist ini benar-benar
menjadi penghambat saya mungkin juga Anda dalam bertindak. Saya jadi
teringat saat mengikuti kelas Workshop E.D.A.N tahun 2009 lalu di hotel
Atrium senen, yang disampaikan oleh master E.D.A.N Ikhwan Sopa. "*Penyebab
Anda tidak berani dan yang menghalangi Anda untuk berbicara didepan umum
adalah karena mau perfectionist"*. Dan Beberapa orang yang saya terapi dalam
hal *lack of confidence in public speaking*, saat saya gali akar masalah
nya, memang diasbabkan oleh perfectionist ini.

*Baca selengkapnya disini www.kursusnlp.com
<http://www.kursusnlp.com/2011/02/hati-hati-virus-perfectionist-menyerang.html>
*

--
Rahmadsyah Mind-Therapist
*www.terapinlp.com* I* 081511448147* I *YM; rahmad_aceh* I *FB :
rahmadnlp@yahoo.co.id*
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Small Business Group

Share experiences

with owners like you

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
MARKETPLACE

Stay on top of your group activity without leaving the page you're on - Get the Yahoo! Toolbar now.


Get great advice about dogs and cats. Visit the Dog & Cat Answers Center.

0 comments:

Post a Comment